Literasi, Sebuah Kunjungan sebagai Langkah Awal di Sekolah, dan Ketertarikan Pribadi
Literasi
oleh Ahsana Rizky M
- Tentang Literasi
Sebagai seorang siswa, kita tentunya
sering mendengar ajakan untuk rajin membaca buku, karena buku adalah jendela
dunia sekaligus sumber ilmu pengetahuan. Banyak orang-orang, tokoh-tokoh,
bahkan teman-teman kita sendiri yang menyerukan ajakan tersebut. Namun dalam
hal ini, ajakan untuk membaca tidak sekedar sebatas membaca buku saja. Membaca
berita, artikel, hingga cerita-cerita pendek, semua itu bermanfaat apabila
dilakukan. Membaca adalah suatu kegiatan yang sederhana, mudah dilakukan, dan
tergolong hemat biaya. Karena buku atau bahan yang bisa kita baca tidak melulu
harus dibeli dengan uang. Membaca buku di perpustakaan, contohnya. Selain
gratis, pilihan yang tersedia juga banyak. Bahkan kita diperbolehkan untuk
meminjam buku tersebut untuk dibaca dirumah. Disamping sebagai ajang menambah
ilmu pengetahuan, membaca juga termasuk hiburan tersendiri bagi orang-orang
yang gemar membaca.
Banyak dari kita yang menganggap
bahwa kemunculan gadget, terutama smartphone, menjadi salah satu alasan utama
para remaja jaman sekarang enggan untuk membaca buku, meskipun kini lebih
banyak jenis buku yang tersedia. Anggapan ini ada benarnya, karena gadget
menyediakan cara-cara baru yang lebih mutakhir dan lebih menarik bagi para
remaja untuk bersosialisasi dan mencari hiburan. Seiring berjalannya waktu,
teknologi semakin berkembang. Seperti ponsel berbasis software windows,
misalnya. Ponsel seperti ini banyak digunakan karena dianggap lebih praktis
daripada penggunaan laptop itu sendiri. Tapi buktinya, masih banyak orang yang lebih
memilih untuk menggunakan laptop, mereka menganggap bahwa sistem operasional
laptop tersebut cenderung lebih mudah daripada si ponsel. Itu artinya, sama
dengan kasus penggunaan laptop dan ponsel diatas, masih banyak orang yang lebih
suka untuk menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca buku daripada
untuk bermain gadget.
- Langkah Awal di SMA Negeri 1 Klaten
Fakta tersebut memberikan harapan
bagi budaya literasi atau budaya membaca untuk tumbuh kembali dikalangan para
remaja. Maka dari itu, SMA Negeri 1 Klaten berusaha untuk menghidupkan kembali
semangat membaca para siswa-siswinya dengan mengadakan program wajib baca 15
menit pada pagi hari sebelum pelajaran dimulai. SMA Negeri 1 Klaten sebagai
salah satu pelopor program literasi, berharap dengan dilaksanakannya program
tersebut, sekolah lain bisa ikut untuk mencanangkannya. Selain bertujuan untuk
menumbuhkan kembali minat baca para siswa-siswinya, program literasi juga
diharapkan dapat ikut mendorong adanya prestasi-prestasi di bidang literasi itu
sendiri. Tapi bukan berarti program ini mewajibkan para siswa untuk membaca
buku akademik saja. Buku-buku non-akademik seperti novel, majalah dengan
artikel-artikel ringan, dan cerpen, juga boleh dibaca. Karena buku-buku semacam
inilah yang dianggap lebih efektif untuk melatih kemampuan menulis para siswa.
- Kunjungan Pakar Literasi
Pada tanggal 25 Februari 2016 lalu,
SMA Negeri 1 Klaten mendatangkan seorang narasumber profesional, yang sekaligus
seorang tokoh nasional dan pakar literasi, Bapak Satria Dharma. Beliau bersedia
untuk datang ke SMA Negeri 1 Klaten untuk memberikan informasi dan pendidikan
tentang literasi pada para siswa melalui sebuah workshop yang dihadiri oleh
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Klaten, Bapak Kawit Sudiyono, Bapak Lasa, para
guru, komite, serta siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 1 Klaten.
Banyak hal menarik yang disampaikan
oleh beliau selama workshop berlangsung. Namun materi yang paling menarik
perhatian saya adalah materi tentang perintah membaca bagi Nabi Muhammad SAW
ketika menerima wahyu pertama yaitu QS Al-Alaq ayat 1-5 dengan perantara
malaikat Jibril. Saya tidak habis pikir, Bapak Satria Dharma dapat memecahkan
misteri-misteri dalam peristiwa tersebut dan bahkan beliau mampu menyimpulkan
hikmah yang didapatkan. Ternyata peristiwa tersebut juga berkaitan dengan
literasi. Saya juga begitu terkejut ketika ada seorang anak dari negara lain
yang mampu membaca 300 judul buku ketika usianya baru 9 tahun. Lalu saya
berpikir, kalau seorang anak berumur 9 tahun saja bisa, mengapa saya tidak?
Dari situlah, saya mendapat dorongan untuk membaca lebih banyak buku.
- Ketertarikan Pribadi
Saya memiliki keinginan untuk membuat
sebuah buku juga. Saya rasa, buku saya ini akan berupa sebuah novel. Saya
sangat menyukai novel-novel berbau petualangan dan misteri, seperti novel Dan
Brown yang begitu mempesona. Buku semacam itulah yang ingin saya buat. Tampaknya,
cerita tentang seorang gadis yang ingin mengetahui kepribadian ayahnya yang
sebenarnya terdengar menarik.
Mewujudkan Sekolah Unggulan Nasional
berbasis Literasi bukanlah suatu tugas yang ringan bagi SMA Negeri 1 Klaten. Apabila
tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tanpa partisipasi aktif dari para
siswa, “title” tersebut bisa terlepas. Kesadaran akan pentingnya membaca memang
baik dimulai oleh sekolah. Namun, pelaksanaannya tetap bergantung para
masing-masing siswa. Dengan awal yang positif pula, saya berharap SMA Negeri 1
Klaten dapat mempertahankan “title” tersebut, dan syukurlah kalau banyak pula
prestasi-prestasi dari bakat-bakat menulis siswa yang bermunculan di masa
mendatang.
😀😀😀😀
BalasHapusTerima Kasih, berkunjung lagi ya :)
HapusYa postingan anda luar biasa sekali 😊😊
Hapus